Saturday, May 17, 2008
" K e m a t i a n k u "
Allah yang Maha Agung, Maha Menatap, Maha Mendengar, Maha Memperhatikan, Dia tahu apa yang kita lakukan. Tidak satupun lirikan mata yang luput dari pengetahuan Allah. Tidak ada satu katapun yang terucap yang tidak didengar oleh pendengaran Allah yang Maha Mendengar.



Saat ini kita dihargai orang lain, teman, orang tua dan sebagainya. Sesungguhnya bukan kemuliaan yang kita miliki melainkan kerana Allah yang masih menutupi aib kita. Wahai saudaraku sekalian, sesungguhnya kian lama kian dekat dengan kepulangan kita.

Kain kafan akan ada ketikanya akan dibungkuskan ke badan kita. Alangkah beruntungnya jikalau kematian datang kita benar benar sudah bersedia. Dosa sudah diampuni oleh Allah, badan kita terbasuh air wudhu. Alangkah indahnya jikalau malaikat maut menjemput dengan paras yang teramat indah.

Kening kita selesai bersujud, lisan kita sedang lembut menyebut nama Allah. Keringat kita sedang bersimbah berjuang di jalan Allah. Alangkah indahnya jikalau kematian datang orang tua redha kepada kita, orang-orang yang kita sakiti sudah memaafkan; tidak ada hutang piutang. Alangkah indahnya jikalau kematian datang air mata kita sedang menitis ingat dan rindu kepada Allah. Kita lepas ajal kita dengan kemuliaan dengan khusnul khotimah.

Tapi alangkah ramainya orang-orang yang mati dengan keadaan sebaliknya. Mati dalam keadaan dosa. Mati di tempat zina. Mati dikutuk dan dilaknat orang tua. Mati dengan berselimut harta haram.

Wahai saudaraku, hidup di dunia hanya sebentar, Allah yang menciptakan kita memilih kita menjadi manusia, bukan menjadi haiwan atau tumbuh-tumbuhan. Di antara jutaan manusia, kita ditakdirkan menjadi orang Islam. Betapa ramainya manusia yang tidak mengenal Islam. Di antara begitu ramai orang Islam; ramai yang tidak mengenal sujud dan tausiah, Allhamdullilah.

Kening ini sering diberi kesempatan untuk bersujud, Allhamdullilah. Otak kita dibuat cerdas tidak menjadi orang yang hilang ingatan. Allah memberi mata kepada kita sehingga kita dapat melihat indahnya alam. Kita diberi telinga yang dapat mendengar dengan jelas mendengar suara azan, mendengar suara bayi yang menangis dan dapat menerima ilmu, Allhamdullilah.

Padahal mudah bagi Allah untuk mengambil telinga ini, mudah bagi Allah untuk menghendaki dunia ini menjadi sepi seketika. Allah memberikan kita lidah yang dapat bersuara walaupun Allah tahu betapa banyak dusta yang kita ucapkan, betapa banyak fitnah yang kita sebar dari mulut kita.

Allah Maha Mengetahui perasaan yang terluka akibat lisan kita. Tetapi Allah masih memberikan kesempatan untuk menyebut namaNya. Dipimpin untuk dapat beristigfar, padahal mudah bagi Allah untuk menjadikan mulut ini tidak bersuara.

Allah Maha Mengetahui bagaimana kita riak dengan tubuh ini, mempamerkan tubuh kita sehingga orang lain tergelincir. Atau kita sering kecewa mengutuk tubuh ini. Allah maha tahu betapa kening ini betapa pun bersujud, jarang khusyuk ingat kepada Allah.

Allah maha tahu keadaan hati kita yang berbolak-balik, sombong, merasa hebat padahal yang kita sombongkan adalah amanah Allah.

Andaikan hari ini malaikat maut berada di hadapan kita, bekal yang mana yang dapat kita bawa pulang? Bukankah kita pasti mati ? Bukankah semua akan diperhitungkan, mahu pulang ke mana?

Saudara-saudaraku bukankah kita ingin pulang kepada Allah? Kita sering meminta syurga, tetapi amalan kita amalan neraka, kita sering meminta selamat tetapi perbuatan kita celaka. Kepada orang tua kita sering derhaka, berbulan-bulan kita menghisap darahnya dalam kandungan. Berdiri sukar, berbaring sukar. Kita lahir bersimbah darah, dua tahun kita hisap air susunya. Belasan tahun kita hisap keringat dan tenaganya. Berapa banyak kata-kata kita menghirisnya, berapa
banyak renungan mata kita menikam melukai perasaannya. Berapa kali kita memalingkan wajah dengan bengis kepadanya. Berapa kali kita mengherdik dan mendustakannya; padahal amalan yang dicintai Allah adalah doa kita kepada orang tua.

Saudaraku, derhaka kepada orang tua didahulukan siksanya di dunia. Mungkin orang tua kita berlumuran keringat dan dosa kerana ingin melihat kita berbahagia, agar kita dapat makan, agar kita memiliki pakaian, agar kita dihargai teman-teman. Mereka membanting tulang memeras keringat, kadang mengabaikan sujud dan sholat mereka.


KEMATIANKU

Wahai saudaraku apabila malam ini malaikat maut menghampiri kita, maka sholat kita hari ini adalah sholat terakhir kita. Wahai saudaraku, ingatlah satu desah nafas adalah satu langkah menuju kubur kita. Semakin hari sesungguhnya kita semakin dekat degan kematian kita. Kematian bukan hanya milik orang lain tetapi juga milik kita. Ingatlah bahawa ajal dapat menjemput kita di mana sahaja. Mungkin di kala tidur, di kala berjalan. Ingatlah bahawa ajal tidak dapat diduga.

Wahai saudara-saudaraku, kita pasti akan mati dan kita pasti akan mempertanggung jawabkan apapun yang kita lakukan. Tidak ada sedikit pun yang kita lakukan akan kembali kepada kita sendiri. Allah melihat persis apa yang kita lakukan; tidak ada yang tersembunyi. Siapkah kita andaikata malaikat maut menjemput kita hari ini ?

Ingatlah pada syarakatul maut adalah saat yang sangat pahit. Kita sering melihat bagaimana haiwan korban yang tidak mempunyai dosa, Allah memperlihatkan kepada kita pahitnya saat ajal berpisah dari tubuh kita mata terbeliak lidah menjulur, badan menggelepar-gelepar. Sesungguhnya kitapun akan sedemikian. Walaupun kelihatan tenang, sesungguhnya pahit. Kecuali bagi mereka yang merindukan Allah.

Andaikata kita sudah mati, tidak ada lagi yang dapat menolong, harta-harta kita yang bermati-matian kita kumpul tak dapat kita bawa kerana bukan milik kita tetapi milik Allah. Tinggal sehelai kain kafan yang dililitkan ditubuh kita. Bayangkanlah apabila tubuh ini sudah kaku, wajah ini sudah beku. Kain kafan sudah mulai dibungkus.

Bersyukur kalau kita ada yang menguruskannya. Bayangkanlah bila tubuh kita sudah terbujur kaku. Bersyukur bila ada yang menyolatkan kita. Isteri, suami, anak-anak kita hanya boleh menangis di samping kita. Kita akan diusung ke kamar kita yang baru, iaitu ke liang lahad. Wajah kita akan dibuka untuk menyentuh tanah dan papan akan ditutup di sekitar kita.

Perlahan-lahan orang yang kita cintai akan menaburkan tanah sehingga semakin gelap, semakin kini sendiri. Tanah semakin penuh, semakin jauh dari mereka. Mungkinkah nanti anak-anak kita yang menaburkan tanah, sahabat-sahabat kita. Inilah pertemuan terakhir dengan mereka

Tinggallah kita sendiri di liang lahad, mereka semua akan pulang. Berenga, cacing sudah mulai mengunyah tubuh kita. Tetapi yang menjadi masalah ketika mulai datang malaikat kubur. Mungkin pertanyaannya: ? Wahai mahkluk malang berpuluh-puluh tahun engkau hidup di dunia, betapa banyaknya engkau mengkhianati Allah yang selalu menjamumu. Betapa banyak nikmatnya dan kau balas dengan pengkhianatan? ?

Mungkin ketika itu dinding kubur mulai menghimpit tubuh. Sebetulnya sholat kita akan membela, tetapi sholat kita terlalu lemah, kerana tidak pernah khusyuk.

Mungkin sedekah kita akan membela, tetapi sedekah kita terlalu lemah kerana kita terlampau bakhil.

Mungkin puasa kita akan menolong, tetapi puasa kita hanya puasa perut, mata tidak pernah puasa, mulut tidak pernah puasa hanya menyakiti orang lain.

Mungkin haji kita akan menolong, tetapi haji kita haji mardun, yang tertolak kerana niatnya tidak benar.

Tinggallah kita menderita, paling hanya doa anak dan keluarga kita yang kita tunggu-tunggu, tapi bagaimana?

Mereka tidak boleh berdoa kerana kita tidak pernah mengajar mengenal Allah dengan baik. Tahukah saudaraku, siksa kubur terhenti apabila anak kita berdoa atau orang yang Allah amanahkan.

Doa tersebut bagai cahaya yang masuk sehingga kubur kita menjadi terang benderang. Berbahagialah bagi orang-orang yang cukup bekalan, kubur akan menjadi salah satu kenikmatan. Sholatnya menjadi cahaya terang benderang, sedekahnya menjadi ganjaran, wakafnya menjadi pahala yang tak pernah putus, orang-orang yang ditolong akan selalu mendoakan, ilmu yang diajarkan akan mengalirkan ganjaran.

Wahai saudaraku, kenapa kita selalu menganggap kematian itu kelihatannya adalah untuk orang lain, padahal kita pasti mati. Setiap perbuatan kita di dunia akan dihitung lengkap, apakah kebaikan atau keburukan yang lebih banyak.

Wahai Allah, Engkaulah yang Maha Mengetahui bila ajal akan menjemput kami. Kain kafan mana yang akan dililitkan di tubuh ini. Juga liang lahad mana yang akan kami huni. Wahai Allah izinkanlah kami memiliki sisa umur yang benar,
ampunilah andaikata selama ini kami mengkhianatimu. Jadikan harta yang engkau amanahkan benar-benar dapat menjadi cahaya dalam kubur kami kelak. Jadikanlah sholat-sholat kami menjadi pendamping kami Ya Allah.


ORANG TUAKU ....

Kita tidak tahu akan berapa lama lagi kita dapat menatap wajah ibu bapa kita. Andaikata ibu bapa kita sudah terbungkus kafan; tidak ada lagi wajah yang dapat ditatap. Tidak ada lagi tangan yang boleh kita cium. Tidak ada lagi oleh-oleh yang boleh kita bawakan. Tidak ada lagi sapaan yang boleh kita tunggu. Tidak ada lagi doanya untuk kita. Andai ibu bapa kita sudah berada di liang lahad, maka tidak lagi dapat kita melihat mereka lagi di rumah andai tanah sudah menimbun jasadnya. Jangan sia-siakan ibu bapa kita.

Sampai bilalah kita akan melukai hatinya, seburuk manapun keadaannya darah dagingnya melekat pada tubuh kita. Sholehkanlah yang orang tuanya yang belum sholeh. Muliakan yang orang tuanya terhina. Saudaraku; kenanglah kebaikan orang tua kita. Di manakah gerangan di akhirat keluarga kitakan berkumpul? Adik, kakak, abang apakah kita kan berkumpul di syurga berjumpa dengan Rasul Allah atau bercerai-berai di neraka.

Ya Allah utuhkan keluarga kami di dunia ini mulia, utuhkanlah keluarga kami di syurgaMu mulia. Ya Allah kurniakan kepada kami hati yang penuh cinta, cinta kepadamu Ya Allah, dan golongkanlah hati ini menjadi hati yang selalu rindu ingin berjumpa dengan Mu.


DOAKU ....

Ya Allah kami mohon berikanlah hari ini menjadi hari keampunan bagi segala dosa-dosa kami, Ampun Ya Allah..., Ampunilah kami Ya Allah ... Ampuni sekelam apapun masa lalu kami, hapuskanlah segala kotornya aib-aib kami.

Ampuni apabila kami sering tidak redha dengan takdir Mu Ya Allah. Ampuni segala kezaliman kami, terhadap orang tua kami. Ya Allah, selamatkan orang tua kami, jadikan titisan keringatnya, air matanya, darahnya jadi jalan kemuliaan bagi dunia dan akhirat. Sayangi ibu bapa kami Ya Allah.... Golongkan kami menjadi anak yang tahu balas budi. Lapangkanlah kuburnya Ya Allah, lapangkanlah kuburnya Ya Allah, lapangkanlah kuburnya Ya Allah, ringankan hisabnya, Amin.


KESIMPULAN

Saudaraku, sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang selalu ingat mati dan paling mempersiapkan diri kita untuk mati dan selalu berfikir hari ini adalah hari yang terakhir kita. Luruskan niat dan berbuatlah yang terbaik setiap saat, jangan pernah sia-siakan satu kejadianpun, kecuali harus membawa manfaat bagi dunia dan akhirat.

Ya Allah berikan kesempatan untuk memberikan yang terbaik dalam hidup ini berguna bagi dunia dan bermanfaat bagi akhirat. Kita songsong malaikat maut dengan amalan yang utama.

Selamat berjuang saudaraku sekalian untuk mengharungi sisa umur ini. Semoga kita diberi kesempatan untuk mempersembahkan yang terbaik dan kita berjumpa di hadapan Allah kelak di Syurga. Aamin Ya Rabbal Alamin, hidup untuk mempersembahkan yang terbaik berguna untuk dunia dan bermanfaat bagi akhirat.

Selamat berjuang.

Wallahualam Bisshawab.



Siapakah aku?

Sekujur tubuh
yang mengembara di bumi
memenuhi janji
menunggu waktu
untuk pulang mengadapMu.
Cinta Hakiki Cinta Ilahi...
Cinta Kasih Sayangnya Tidak Bertepi...
 
posted by dealovelucky at Saturday, May 17, 2008 ¤ Permalink ¤


0 Comments: